Rabu, 26 November 2008

IKLIM DAN SUHU UAS BN 2009

Masyarakat biasa menilai kualitas sekolah, yang paling menjadi prioritas adalah tingkat kelulusan siswanya, terutama berapa nilai rata-rata ijasahnya. Untuk mesikapi hal ini Nurul Islam Krembung berusaha untuk tidak tercebak pada statemen yang penting nilai STTnya bagus. Nilai STTB bagus memang penting, dan yang lebih penting lagi dalam proses pendidikan sebenarnya adalah bagaimana memperoleh nilai bagus itu.
Agar proses memperoleh nilai bagus itu berjalan secara alami, maka SDIT NURUL ISLAM KREMBUNG membuat persiapan sukses itu mulai di kelas satu. Mulai kelas satu ini sistem mutu diterapkan dengan target bahwa siswa yang naik kelas dua harus bebas masalah membaca, menulis dan berhitung. Begitu juga siswa yang naik ke kelas tiga ditargetkan harus sudah lancar membaca, menulis, dan berhitung. Sedangkangkan siswa yang naik ke kelas empat ditargetkan paham terhadap yang dibaca, paham terhadap apa yang ditulis dan paham terhadap apa yang dihitung.
Mulai kelas empat inilah program intensifikasi belajar secara sistemik diterapkan dan ketrampilan belajar dilatihkan. Secara bertahap ketrampilan belajar yang diberikan untuk murid kelas empat antara lain "speed reading", "super memory system" dan "maind mapping" . Tim fasilitator yang telah dilatih selama 1000 jam ini, terus mendampingi belajar para murid maupun guru yang lain, agar mereka bisa belajar dengan nyaman.
Kelas lima mulai diajak mereview pelajaran kelas empat, begitu juga kelas enam mereview pelajaran yang pernah didapatkan di kelas 4 dan 5. Kegiatan review dilakukan sealami mugkin, agar para murid "enjoy" menjalaninya.
Agar suasana belajar di sekolah maupun di rumah semakin kondusif khususnya bagi para murid kelas 6, maka mulai pertengan Oktober2008 Ust. Toto Sunarsono, SPd. yang biasa dipanggil Ust. Atho' sudah mulai menciptakan iklim dan meniupkan suhu UAS BN 2009. Para fasilitator dan Tim Sukses UAS BN secara berkala diajak syuro (bukan sekedar musyawarah) dan terus mengevaluasi kinerja yang langsung dipimpin Kepala Sekolah. Kerjasama antar sekolah islam khususnya sesama SDIT terus digalang, supervisi pembelajaran, coaching dan komunikasi dengan orang tua muridpun ditingkatkan. Semua proses ini dilaksanakan untuk menghadirkjan iklim dan suhu UAS BN 2009 agar para murid kelas 6 melakukan persiapan sejak dini. Semoga !

Persiapan Bilingual Nurul Islam Krembung

Sebagai sekolah yang mencanangkan berbasis mutu dan berwawasan global, SDIT NURUL ISLAM KREMBUNG terus melakukan pengembangan. Kali pengembangan yang sedang digodog adalah penerapan Bilingual Nurul Islam Krembung. Dengan program ini diharapkan Bahasa Inggris akan menjadi bahasa kedua bagi warga sekolah. Bahasa Inggris akan dijadikan bahasa percakapan sehari-hari ke dua selama di sekolah.
Untuk persiapan ini Ust. Toto Sunarsono, SPd selaku direktur SIT NURUL ISLAM yang masih merangkap jabatan selaku Kepala SDIT NURUL ISLAM telah mempersiapkan tim sukses penerapan Bilingual Nurul Islam. Penerapan Bilingual Nurul Islam yang direncanakan akan dimulai tahun ajaran 2009-2010 ini telah disiapkaan sejak empat tahun yang lalu, yaitu dengan pembinaan para ustadzahnya terlebih dahulu. Setidaknya sekali dalam sepekan para Ustadzah melakukan kegiatan belajar percakapan bahasa inggris yang dibina langsung oleh Ustadzah Ririn Setyaningrom dan Ust. Haqqi selaku pengampu pelajaran Bahasa Inggris di Nurul Islam.
Segala sesuatunya telah didisain sedemikian rupa mulai dari software maupun hardware bahkan brainwarenya. Sebagai sekolah yang berwawasan global, warga sekolah harus paham bahasa global. Salah satu bahasa global adalah bahasa inggris. Dan Insya Alloh nanti akan menyusul juga bahasa arab (untuk bahasa Arab masih mencari guru).
Penerapan Bilingual Nurul Islam ini sekaligus menjadi persiapan sejak dini dan alami agar para lulusan SDIT NURUL ISLAM siap memasuki sekolah SMP yang bertaraf internasional, dimana bahasa inggris menjadi salah satu bekalnya. Dengan bekal ketrampilan belajar, dasar-dasar keilmuan dan bahasa akan membuat para murid bisa bersikap antisipatif terhadap perubahan. Ketrampilan komputer, ketrampilan belajar, dan ketrampilan berbahasa adalah bekal utama menyongsong perubahan. Semoga !

YANG PERTAMA ON AIR DI CITRA FM

Pada hari Ahad, 23 Nopember 2008 pukul 08.00 - 10.00 wib Play Group/Kelompok Bermain dan TKIT NURUL ISLAM Krembung menjadi lembaga pendidikan prasekolah yang pertama on air di Radio Citra FM 92, 95 MHz dalam acara Citra Indria yang dipandu oleh Bung Andra sebagai penyiarnya. Penjelasan Bung Andra kepada Ust. Toto Sunarsono, SPd. selaku Direktur SIT Nurul Islam, bahwa kesempatan ini sebetulnya sudah pernah ditawarkan ke lembaga pendidikan prasekolah yang lain, cuman mereka belum siap. Maka akhirnya kami tawarkan ke Nurul Islam dan alhamdulillah ternyata langsug disambut dengan antusias. Kenyataan ini semakin membuktikan bahwa SIT NURUL ISLAM dalam usaha keras dan cerdasnya untuk mewujudkan visi sekolah yaitu Terdepan dalam mutu dan pelayanan.
Para Ustadzah PG-TKIT Nurul Islam yang dikomandani oleh Ustadzah Rusi Lahir Rahayu selaku Kepala Sekolah / Kepala Taman, dengan dibantu para orang tua murid kompak untuk menemani anak-anak para murid PG-TKIT NURUL ISLAM untuk on air pada acara CITRA INDRIA pada Radio CITRA FM. Unjuk kebolehan yang ditampilkan para murid mulai dari hafalan do'a harian, bacaan sholat, deklamasi, hafalan hadits dan ayat-ayat pilihan, bernyanyi bahkan kegiatan pengenalan bahasa inggris.
Pada kegiatan on air itu juga diselingi dengan penjelasan tentang Konsep Pendidikan Anak dengan Cinta dan Kasih Sayang oleh Ust. Toto Sunarsono, SPd. selaku Direktur SIT "NURUL ISLAM" . Diawali dengan mengutip Surat An-Nisa' ayat 9, Ust. Toto Sunarsono, SPd yang sehari-harinya disapa dengan Ust. Atho' ini menjelaskan bahwa kita jangan sampai meninggalkan anak dalam kondisi lemah. Apakah itu lemah aqidah, lemah ilmu, lemah ekonomi dan lemah pendidikannya.
Pendidikan pra sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam meyiapkan pondasi generasi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Maka sistem pendidikan yang dikembangkan oleh lembaga prasekolah harus benar-benar sesuai dengan potensi fitrah anak agar anak bisa tumbuh dan berkembang optimal. Pendekatan Cinta dan Kasih Sayang dalam proses pendidikan dan pembelajaran di Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak harus dikembangkan secara proporsional.

NURUL ISLAM SMS CENTER

SIT (Sekolah Islam Terpadu) Nurul Islam Krembung, Sidoarjo terus berbenah dan melakukan pengokohan untuk terus melaju mewujudkan Visi : Terdepan dalam mutu dan pelayanan. Fasilitas komputerpun dilengkapi baik yang ada di Laboratorium Komputer maupun fasilitas komputer yang ada pada setiap kelas sebagai sarana belajar. Fasilitas komputer ini difokuskan di SDIT "NURUL ISLAM" KREMBUNG, sehingga para siswa Play Group/Kelompok Bermain dan TKIT "NURUL ISLAM" Krembung sewaktu kegiatan pengenalan komputer di kasih waktu khusus, yaitu hari Sabtu setiap pekannya.
Untuk mendekatkan komuikasi antara sekolah dan keluarga para murid, kini SIT NURUL ISLAM telah melengkapi fasilitas SMS CENTER. Dengan SMS Center ini diharapkan bisa mengatasi kendala komukasi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada seluruh warga sekolah.

CITRA FM SEBAGAI SUMBER BELAJAR


Subhanalloh, setidaknya dua kali dalam sebulan anak-anak PG-TKIT "NURUL ISLAM" KREMBUNG on air di CITRA FM 92,9 MHz pada acara Citra Indria yang diselenggarakan setiap hari Minggu pukul 08.00 - 10.00 wib.
Bung Andra sebagai penyiar utama Citra Indria dengan antusias membimbing dan mendampingi para siswa-siswi yang sedang siaran.

Alhamdulillah, CITRA FM ini akhirnya menjadi salah satu sumber belajar bagi para siswa PG-TKIT "NURUL ISLAM" KREMBUNG. Dengan adanya kegiatan siaran rutin ini semakin memacu para ustadzahnya untuk terus berinovasi dan berkreasi melakukan pembelajaran secara terpadu. Para siswa- siswipun semakin meningkat semangat belajarnya dan rasa ingin tahunya. Belajar sambil mengalami/ melakukan akan semakin cepat pemahamannya. Tampak dalam foto di atas, Bung Andra dengan "full power" sedang berperan sebagai fasilitator belajar yang menarik dan menyenangkan. Sukses Bung Adra ! Sukses para siswa PG - TKIT NURUL ISLAM KREMBUNG. Jadilah generasi Robbani.

Jumat, 10 Oktober 2008

KAMUS METODE PEMBELAJARAN 1


1. ALUR TINDAKAN (action maze)
Alur tindakan adalah uraian kejadian tertulis untuk dianalisis, yang kemudian diikuti dengan daftar alternatif tindakan. Setiap pilihan tindakan mengarahkan peserta ke halaman baru yang menunjukan hasi tindakannya dan daftar pilihan tindakan lanjutan yang harus dipilih, dan seterusnya. Hasil yang diperoleh peserta di setiap langkah mungkin menunjukkan lebih banyak informasi dan reaksi dari tindakan yang diambil. Tindakan yang dipilih mungkin akan berujung pada jalan buntu, yang mengembalikan peserta ke situasi awal untuk menetapkan pilihan lain.
Penggunaan: Untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Sarana: Bahan pembelajaran tertulis, pulpen, pinsil, dan sebagainya.
Kelebihan: Mengembangkan kesadaran adanya alternatif dan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Tempo pembelajaran sifatnya perorangan.
Kelemahan: Sangat mahal untuk dikembangkan, sukar dimutakhirkan, memerlukan informasi yang tidak akan berubah, dan tidak ada kesempatan berdiskusi atau berinteraksi dengan orang lain.
Metode terkait: Studi kasus, pembelajaran terprogram, pembeljaran berbantuan komputer, dan teknik delphi.

2. CURAH GAGASAN (brainstorming)
Curah gagasan adalah situasi pemecahan masalah di mana kepada peserta disajikan suatu masalah dan diminta untuk menyampaikan setiap gagasan yang mereka pikirkan, tidak jadi soal betapapun aneh atau gilanya gagasan itu. Semua gagasan dihimpun dan dicatat, tanpa evaluasi, sebelum didiskusikan. Pengumpulan gagasan biasanya berlangsung selama 5-15 menit.
Penggunaan: Mengembangkan solusi baru atau kreatif atas suatu masalah, mengembangkan kreativiatas, dan merangang partisipasi anggota kelompok.
Sarana: Papan tulis atu flip chart untuk menulis gagasan, kapur tulis atau spidol, selotip untuk memajang halaman flipchart.
Manfaat: Mendorong munculnya saran yang tidak biasa, membongkar hambatan berpikir untuk menemukan pendekatan baru, memicu munculnya gagasan dari gagasan, mempertahankan minat karena sesi pembelajaran berlangsung cepat dan mendorong partisipasi semua peserta.
Pertimbangan: Memerlukan keterampilan fasilitator agar sesi tetap bergerak dan gagasan terecurah, serta berusaha mencegah munculnya upaya menilai gagasan yang disampaikan. Produktivitas kelompok bergantung pada kemampuan peserta dan pemahaman mereka atas proses itu. Mengharuskan terciptanya lingkungan yang tidak mencemaskan.
Metode terkait: Pemikiran kreatif dan pemecahan masalah.

3. KELOMPOK SIBUK (buzz groups)
Sekelompok besar peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan empat sampai enam orang yang mendiskusikan suatu topik atau melaksanakan suatu tugas dalam waktu kurang dari 10 menit. Awalnya metode ini desebut teknik “enam-enam” yang artinya enam orang selama enam menit. Meskipun tidak ada produk akhir harus dilakukan kesempatan menyampaikan balikan.
Penggunaan: Merangsang pemikiran untuk membuka atau memulai diskusi atau untuk mendapatkan reaksi terhadap pembicara, film, dan sebagainnya.
Sarana: Ruangan yang cukup bagi kelompok untuk berbicara tanpa gangguan.
Manfaat: Merangsang diskusi dan menimbulkan minat peserta, mendorong peserta yang segan atau malu berbicara dalam kelompok besar, serta berfokus pada diskusi lanjutan atas hal-hal yang diminati peserta..
Pertimbangan: Menghendaki adanya fasilitator yang dapat mengenalkan kegiatan dan menghentikan diskusi pada waktunya. Adakalanya satu dua orang mendominasi pembicaraan dalam kelompok.
Metode terkait: Diskusi kelompok, kelompok kerja, dan lokakarya.

4. STUDI KASUS (case study)
Studi kasus adalah peristiwa atau kejadian yang ditulis atau disampaikan secara lisan berkenaan dengan suatu situasi realistrik. Dalam studi kasus dicakupkan rincian secukupnya agar peserta dapat menganalisa masalah dan mengajukan solusi yang mungkin. Dalam banyak kasus, tidak ada satu jawaban yang benar. Studi kasus seyogianya sedapat mungkin mewakili kejadian yang sesungguhnya, baik dalam hal sifat isi dan cara menyajikan serta menyelesaikannya. Meskipun pekerjaan atas kasus itu dapat dilakukan secara perseorangan atau dalam kelompok, metode ini harus diakhiri dengan diskusi hasil yang diperoleh.
Penggunaan: Mengembankan pemikiran kritis, keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, memberikan pemgalaman realistik dan praktis, mengevaluasi pembeljaran dan atau menguji pengetahuan atau kemampuan analitis, serta belajar memilah fakta dari kesimpulan.
Sarana: Kasus (tertulis, film, video, atu bentuk sajian lain), pinsil, kertas, apapun yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus, papan tulis atau flipchart.
Manfaat: Melibatkan peserta secara aktif, mempertahankan minat tetap tinggi karena kegiatan peserta dan relevansinya dengan situasi sesungguhnya, dan dapat dikombinasikan dengan metode lain (seperti ceramah atau membaca)
Pertimbangan: Memerlukan waktu agak lama untuk bekerja dan berdiskusi. Kasus yang disajikan mungkin sudah ketinggalan zaman dan perlu direvisi secara berkala. Kasus yang baik sulit ditulis dan perlu memuat fakta yang cukup agar lengkap dan tidak boleh dibuat-buat. Informasi yang disajikan harus ditata sedemikian rupa agar solusinya tidak bagitu tampak. Efektivitas kasus sering terganggu oleh informasi yang tidak lengkap atu tidak benar, membingungkan, dan nama-nama orang yang tersebut terdengar lucu. Hal-hal itu menyebabkan peserta frustrasi dan mengarahkan energi mereka untuk mengkritik kasus itu ketimbang memecahkan masalahnya. Agar efektif mendiskusikan suatu kasus, fasilitator harus benar-benar memahami kasus itu dan menuangkan jawaban untuk setiap pertanyaan yang mungkin timbul. Fasilitator harus mampu mengaitkan situasi studi kasus dengan ”dunia nyata,” agar menambah kredibilitas kasus itu.
Metode terkait: Alur tindakan, latihan, proses insiden, latihan kotak surat, dan permainan peran. (insya Alloh, bersambung)

KONSEP PENDIDIKAN DI SIT "NURUL ISLAM"

Pendidikan berkualitas tidak ditentukan oleh sarana gedungnya, melainkan pada system manajemen, kualitas guru, metodologi pendidikan dan pembelajaran yang benar dan resource yang memadai sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Konsep pendidikan di SIT Nurul Islam berdasarkan Al Qur’an dan Hadits yang menerangkan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi. Karena itu system pendidikan di SIT Nurul Islam memprioritaskan tiga pokok materi dalam konsep pendidikannya, yaitu:

Akhlaqul Karimah :
mendidik anak agar memiliki karakter berbasis muwashofat dengan metode utamanya keteladanan yang berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits

Falsafah Ilmu Pengetahuan :
menjadikan anak memiliki logika berpikir yang baik, mencermati alam lingkungannya sebagai media belajarnya dengan metoda "action learning" dan diskusi

Kepemimpinan/ Leadership :
menjadikan anak memiliki semangat kepemimpinan yang baik dengan metoda "out bound and dynamic group".

PembelajaranPembelajaran di SIT Nurul Islam menggunakan perpaduan model tema "spider web" dalam suatu proyek dan per bab mata pelajaran. Dengan model ini, siswa akan memiliki kemampuan mengaitkan pelajaran dengan realitas kehidupan , juga dapat mengaitkan hubungan antar pelajaran yang mereka terima.
Di Nurul Islam tidak hanya siswa yang belajar, guru pun belajar belajar murid, bahkan orang tua juga belajar bersama guru dan murid. Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, mereka belajar dari mana saja dan dari siapa saja. Mereka tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga belajar dari alam sekelilingnya. Mereka belajar bukan sekedar untuk mengejar nilai raport, lebih dari itu mereka belajar untuk bisa mengembangkan dan memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

Komponen Utama
Mengacu dari konsep pendidikan Sekolah tersebut, ada beberapa komponen utama dalam pembelajaran siswa di sekolah, yaitu:
1. Stadarisasi Sistem
a. Partisipasi Orang tua murid dalam pembelajaran
Mengembangkan system partisipasi orang tua murid dalam Paguyuban
Kelas,yang diprakarsai oleh guru kelas dalam mengawali tahun pelajaran
dengan membuat program pengayaan pengalaman belajar bersama, sampai
dengan jadwal dan pembiayaannya. Orang tua murid diberi kesempatan
untuk aktualisasi diri dalam pengayaan pembelajaran murid.
b. Jaminan mutu
Semua proses yang dikembangkan di lingkungan SIT “Nurul Islam”
harus dijamin mutunya dalam mencapai visi dan misi serta Quality
Assurance kelas/ sekolah.
2. Guru berkualitas
Tenaga pengajar Nurul Islam, khususnya SDIT Nurul Islam merupakan
lulusan PTN-PTS yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan wawasan
lingkungan. Beberapa kriteria mendasar seperti memiliki akhlaq yang baik,
cinta anak-anak, kreatif dan inovatif, mempunyai kompetensi dalam bahasa
dan dapat menjadi fasilitator yang baik. Secara berkala, tenaga pengajar
harus mendapatkan pelatihan/ pembinaan komitmen (liqo’ tarbawi) dan
kompetensi sesuai dengan bidangnya.
3. Metodologi yang tepat
Dengan mengacu kepada pencapaian logika berpikir yang baik, metoda
yang diterapkan adalah "action and active learning". Hal ini dikembangkan
melalui ceramah dan diskusi, pemecahan masalah, curah gagasan yang
terstruktur, adanya studi kasus dan presentasi, dll. dengan menjadikan ICT
sebagai sarana belajar.
4. Buku-buku bermutu dan ICT sebagai Resources
Bahan sumber untuk mendukung metodologi "action and active learning" di
atas, perlu disiapkan dengan pengadaan perpustakaan yang baik dan buku-
buku rujukan dari berbagai sumber yang berkualitas
5. Belajar Sadar Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru harus menekankan pada pemahaman
konsep materi yang sedang dipelajari dan mengembangkan ketrampilan
belajar (learn how to learn) pada siswa. Guru harus mengembangkan dasar –
dasar tradisi ilmiah pada anak, seperti mengukur, mengamati, menganalisa,
presentasi, evaluasi, dll. Sarana-sarana pendukung untuk menumbuh-
kembangkan siswa sebagai pembelajar seumur hidup harus mendapat
perhatian serius dari guru.
6. Kecakapan Hidup
Kecakapan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan secara wajar tanpa
merasa tertekan, kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu
mengatasinya. Dengan rahmat Alloh, dengan memiliki kecakapan hidup ini
murid dan lulusan Nurul Islam akan “survive”.